
Di tengah meningkatnya kompleksitas risiko seperti kebakaran, ledakan, bencana alam, atau insiden bahan berbahaya, setiap organisasi dituntut memiliki rencana tanggap darurat yang terstruktur, jelas, dan dapat dijalankan secara cepat. Emergency Response Plan (ERP) tidak hanya berfungsi sebagai pedoman tindakan saat krisis berlangsung, tetapi juga memastikan kesiapsiagaan melalui pelatihan, koordinasi, dan penguatan kapasitas tim. Dengan perencanaan yang baik, perusahaan mampu meminimalkan dampak, mempercepat pemulihan, dan melindungi keselamatan nyawa manusia.
Emergency Respone Plan (ERP) adalah seperangkat prosedur sistematis yang disiapkan untuk menghadapi dan mengelola situasi darurat secara efektif. Berikut ini adalah beberapa tujuan dari ERP, antara lain:
- Menyelamatkan korban atau memberikan bantuan hidup
- Mencegah luka atau sakit lebih parah
- Melindungi properti (peralatan, sarana, dan fasilitas perusahaan)
- Melindungi lingkungan sekitar
Prosedur tersebut harus disesuaikan dengan tingkat risiko dan potensi keparahan insiden. Oleh karena itu, langkah pertama dalam menyusun Emergency Response Plan (ERP) adalah mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Setiap kejadian membutuhkan respons khusus dan memiliki tingkat urgensi yang berbeda. Secara umum, keadaan darurat dapat dibagi menjadi 3 kategori:
- Keadaan Darurat Alam
Jenis keadaan darurat ini melibatkan bencana alam seperti banjir, badai, dan kebakaran. Peristiwa tersebut dapat terjadi kapan saja dan dapat menimbulkan masalah logistik bagi organisasi.
- Keadaan Darurat Sipil
Termasuk di dalamnya pemogokan, protes, dan pelecehan di tempat kerja. Kejadian ini dapat terjadi di luar organisasi atau melibatkan anggota tim secara langsung.
- Keadaan Darurat terkait Pekerjaan
Keadaan darurat ini muncul dari faktor-faktor yang terkait dengan tempat kerja. Contohnya termasuk tumpahan bahan kimia, kerusakan mesin, dan kebocoran gas.
Menyusun rencana tanggap darurat yang baik sangat penting agar organisasi siap menghadapi situasi tak terduga, sekaligus memastikan tim mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk merespons secara efektif. Berikut langkah-langkah sederhana dalam merencakan prosedur tersebut.
- Menilai Ancaman
Mulailah dengan mengidentifikasi ancaman potensial yang mungkin dihadapi organisasi, seperti bencana alam, kebakaran, atau insiden keamanan. Memahami risiko ini membantu dalam mempersiapkan diri dengan lebih baik.
- Mencatat Kontak
Daftar semua kontak darurat, termasuk penanggap pertama, bantuan medis, dan personel penting. Perbarui daftar ini agar dapat dengan cepat menghubungi orang yang tepat saat keadaan darurat.
- Menetapkan Tugas
Tentukan staf mana yang akan menangani tugas tertentu selama keadaan darurat. Tetapkan peran dengan jelas sehingga setiap orang mengetahui tanggung jawabnya.
- Meninjau Sumber Daya
Periksa apakah tersedia sumber daya yang diperlukan, seperti kotak P3K, alat pemadam kebakaran, dan jalur evakuasi darurat, serta pastikan mengenal tanda-tanda pertolongan pertama untuk merespons keadaan darurat secara efektif. Pastikan semuanya dapat diakses dan dalam kondisi baik.
- Merencakan Tindakan
Buat langkah tindakan spesifik untuk setiap jenis keadaan darurat. Gariskan apa yang harus dilakukan, ke mana harus pergi, dan siapa yang harus dihubungi untuk setiap skenario.
- Berkomunikasi dengan Staf
Bagikan Emergency Response Plan dengan semua karyawan. Pastikan mereka memahami peran masing-masing dan mengetahui di mana menemukan sumber daya serta kontak penting.
Terdapat implementasi dari ERP berupa fire drill, yang digunakan untuk melatih staf dalam prosedur evakuasi, pengaktifan alarm, dan koordinasi tim tanggap darurat, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan organisasi.
- Mekanisme/Sistem Tanggap Darurat
Perusahaan menerapkan hierarki deteksi berlapis: sensor panas & asap → panel FACP → alarm lokal → notifikasi massal via PA, strobo, dan blast pesan seluler. Panel juga terintegrasi ke clean-agent suppression di ruang listrik kritis dan deluge system pada area penampungan bahan bakar.
Redundansi catu daya UPS memastikan alarm tetap berfungsi saat pemadaman. Seluruh perangkat diuji mingguan dengan lamp test dan inspeksi visual untuk memastikan kesiapan 24/7.
- Rencana Tanggap Darurat
Struktur komando mengikuti paradigma Incident Command System (ICS). Incident Commander (IC) dari divisi HSE dibantu Evacuation Warden per lantai, First Aid Team bersertifikat, serta Utility Shutdown Crew yang berwenang memutus aliran listrik dan gas.
Dokumen ERP mencakup peta jalur evakuasi berstandar ISO 7010, daftar APAR & hydrant dengan kode lokasi, titik kumpul primer/sekunder, hingga prosedur pemindahan data server ke lokasi disaster-recovery. Semua file digital disimpan di server awan dan kios info K3.
- Penanggulangan Tanggap Darurat
Begitu sirine berkumandang, Evacuation Warden memandu pekerja ke tangga darurat terdekat, memastikan tak ada yang tertinggal di toilet atau ruang arsip. Tim utilitas mengeksekusi prosedur LoTo untuk mengisolasi panel utama dalam ≤90 detik.
Di muster point, IC melakukan roll call via aplikasi mobile safety. Data real-time menampilkan siapa yang masih berada di area merah. Petugas P3K melakukan triase korban lalu menyiapkan evakuasi medis. Koordinasi langsung dengan pemadam kebakaran dilakukan via frekuensi radio trunking terdedikasi.
Sumber:

Tinggalkan komentar