Environment (Lingkungan), Social (sosial), and Governance (Tata kelola) yang disingkat menjadi ESG sudah umum di dunia perusahaan. ESG berawal dari pengesahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perubahan Iklim). Hal ini menandakan bahwa negara Indonesia serius dalam upaya mengendalikan perubahan iklim. Istilah ESG sendiri muncul pada tahun 2005 dan menjadi perhatian utama dalam dunia bisnis dunia sejak saat itu. 

ESG adalah sebuah konsep tentang bagaimana sebuah perusahaan menjalankan dan mengelola bisnis secara berkelanjutan. ESG sebagai pilar dalam menjalankan perusahaan menjadi bahan pertimbangan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Setiap pilar memiliki artian sebagai berikut: 

1. Environment (Lingkungan): mencakup ekosistem dan sumber daya alam dan bagaimana dampak yang dihasilkan oleh perusahaan terkait hal tersebut. Contoh dari poin ini yaitu pengelolaan limbah, kampanye hijau, efisiensi energi, dan lain-lain.
2. Social (sosial): mencakup stakeholder perusahaan yaitu karyawan, pelanggan, masyarakat, dan komunitas juga bagaimana perusahaan memberi dampak pada mereka. Contohnya yaitu kesehatan dan keselamatan kerja, hak dan jaminan karyawan, keterlibatan masyarakat, dan lain sebagainya.
3. Governance (Tata kelola): mencakup struktur organisasi etika bisnis, transparansi, dan pengelolaan risiko perusahaan. Contohnya yaitu evaluasi jajaran direksi, transparansi data, dan lain-lain.

Manajemen ESG berorientasi pada tiap stakeholder dalam lingkungan perusahaan tersebut yang memaksimalkan pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Praktik dari ESG sangat berpengaruh terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang menerapkan praktik ESG secara efektif akan memiliki pemahaman mendalam tentang masalah-masalah strategis dalam jangka panjang, memungkinkan mereka untuk mengelola dan mencapai tujuan jangka panjang mereka.

Regulasi mengenai ESG dimuat pada Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Peraturan OJK (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Pembahasan mengenai ESG memang masih belum spesifik, namun diharapkan seiring berjalannya waktu perusahaan semakin sadar akan pentingnya ESG dan menerapkannya lebih baik lagi. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan training ESG guna memberikan pemahaman dan keterampilan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. IHESS menyediakan jasa training ESG yang akan mempelajari tentang hal-hal sebagai berikut : 

• Key ESG Concepts (Konsep Utama ESG):

Peserta akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang ESG dan dapat berbagi peluang dengan dewan mereka.

• ESG Investing (Investasi ESG): 

Peserta dapat menelusuri bagaimana organisasi yang menerapkan ESG secara efektif, bagaimana mereka bisa mendapatkan manfaat dari sini dan strategi apa yang dewan perlu diaplikasikan guna mendapat keuntungan serupa.

• ESG Data (Data ESG): 

Peserta akan memahami pentingnya kebutuhan data ESG berkualitas dan cara menginterpretasikannya. Selain itu, pelatihan ini juga akan mempelajari cara terbaik menggabungkan pelaporan ESG dan Sustainability di dalam organisasi.

• Performance (Kinerja): 

Peserta akan mempelajari cara meyakinkan dewan untuk membangun organisasi yang berprinsip ESG dengan menghubungkan proses, sistem dan budaya nilai-nilai utama ESG.

Untuk informasi lebih lanjut tentang training dapat menghubungi kontak admin IHESS

+62 811-1437-553 (Whatsapp) / admin@i-hess.com.